image_pdfimage_print

بسم الله الرحمن الرحيم

ويل لكل همزة لمزة * الذي جمع مالا وعدده * يحسب أن ماله أخلده * كلا لينبذن في الحطمة * وما أدراك ما الحطمة * نار الله الموقدة * التي تطلع على الأفئدة *إنها عليهم مؤصدة * في عمد ممددة

0)      Bismillahirrahmanirrahim..

1)      Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,

2)      Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,

3)      Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya,

4)      Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam huthamah.

5)      Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?

6)      (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,

7)      Yang (membakar) sampai ke hati.

8)      Sesungguhnya apa itu ditutup rapat-rapat atas mereka,

9)      (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

Berkata Asy-Syaikh Abdurrahman bin nashir As-Sa’di Rahimahullah Ta’ala:

(Kecelakaanlah) yaitu, ancaman, kebinasaan, dan adzab yang pedih (bagi setiap pengumpat lagi pencela) yaitu orang yang mengumpat manusia dengan perbuatannya dan mencela mereka dengan ucapannya. Al-hammaz adalah seorang yang mencela dan menghina manusia dengan isyarat dan perbuatan. Dan al-lammaz ialah orang yang mencela manusia dengan ucapannya.

Dan di antara sifat orang yang suka mengumpat dan mencela ini ialah mereka tidak memiliki ambisi selain mengumpulkan harta, menghitung-hitungnya, dan berusaha mendapatkannya. Tidak pernah terbetik pada mereka untuk menginfakkan harta tersebut kepada jalan kebaikan, untuk menyambung tali silaturahmi, dan selainnya.

(Dia mengira) dengan kebodohannya (bahwa hartanya dapat mengekalkannya) di dunia. Oleh karena itu tujuan dia dan usahanya adalah untuk menambah harta, yang dia anggap dapat memanjangkan umurnya. Dia tidak mengetahui padahal kebakhilan justru meretakkan umur, merobohkan tempat tinggal (membuat miskin,pen), dan bahwasanya kebaikan (itulah yang dapat) menambah umur.

(Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan) dilemparkan.

(ke dalam huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?) Ini sebagai bentuk pengagungan terhadapnya dan untuk menakut-nakuti akan keadaannya. Kemudian Allah menjelaskan dengan firmannya (yaitu api yang disediakan Allah yang dinyalakan) yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan (Yang) di antara kengeriannya adalah (membakar sampai ke hati) yaitu masuk dari tubuh hingga sampai ke hati.

Dan bersamaan dengan panasnya yang memuncak mereka dipenjara di dalamnya, mereka bahkan telah berputus asa agar bisa keluar darinya. Oleh karena itu Allah berfirman, (Sesungguhnya api itu ditutup rapat-rapat atas mereka) yaitu terkunci (sedang mereka itu diikat pada tiang-tiang) di belakang pintu-pintu neraka (tiang-tiang yang panjang) agar mereka tidak dapat keluar darinya “Setiap kali mereka hendak keluar darinya, maka mereka dikembalikan lagi ke dalamnya.”

Kita berlindung kepada Allah dari hal itu. Dan kita memohon kepada-Nya ampunan dan keselamatan.

Taisiru Al-Karim Ar-Rahman

oleh Al-Imam Abdurrahman As-Sa’di.